Mengangkat cerita legenda rakyat
ke layar lebar memang bukan barang baru lagi dalam industri perfilman
dalam negeri. Nampaknya, kisah mistis dalam negara ini seolah tidak ada
habisnya. Namun, MD Pictures coba menggarap sesuatu yang lain. Dalam
benak kita, bicara mengenai jembatan ancol memang lekat dengan ikon si
manisnya.
Berbeda dengan Si
Manis Jembatan Ancol, film Hantu Jembatan Ancol ini
berkisah mengenai seorang mahasiswa bernama Nikko (Ben Joshua),
bertunangan dengan Donna (Nia Ramadhani). Keadaan
baik–baik saja hingga suatu hari Nikko bertemu dengan seorang waiters
bernama Livi (Nadilla Ernesta) di sebuah cafe.
Nikko memutuskan untuk selingkuh
dengan Livi, sementara, gadis ini tidak mengetahui, bahwa Nikko telah
bertunangan. Suatu hari, Livi hamil dan ia meminta pertanggungjawaban
Nikko. Tidak sanggup menerima kenyataan ini, Livi dibunuh secara tidak
sengaja oleh Niko lalu membuang mayatnya dari atas jembatan ancol.
Kemudian cerita bergulir dengan plot yang tidak jauh berbeda dengan
film horor lain, arwah Livi terus menghantui Nikko.
Memang
tampak jelas, bahwa dari segi cerita film ini dapat ditegaskan, bukan remake
dari Si Manis Jembatan Ancol. Namun, alur cerita film ini
sendiri tidak dapat dibilang spesial, bahkan cukup datar. Dengan
mengandalkan genre horornya, mungkin sang sutradara ingin menonjolkan
performa dari si hantu itu sendiri, yang memang dapat dikatakan setiap
kemunculannya dapat mendebar degub jantung. Jalinan cerita asmara
segitiga juga mampu tampil dengan baik meski memunculkan konflik yang
biasa.
Yang disayangkan adalah, kata–kata favorit
si hantu, baik dari masih hidup sampai mati, “Sayang, cinta ini
milik kita berdua”, terlalu sering dimunculkan sehingga membuat
jenuh mendengarnya. Ditambah unsur humor yang coba ditampilkan oleh
teman nikki, Jojo (Dennis Adiswara), kurang berhasil membangun sisi
komedinya.
Untungnya, sound
yang mencengangkan dapat menyelamatkan film ini sehingga, tidak
terlalu bosan menontonnya. Sementara, untuk visualisasi gambar dapat
dikatakan tidak mengecewakan. Dan, di sisi lain, karakter para pemain
tidak ada yang istimewa, bahkan Ben Joshua yang dapat dibilang
mendominasi film aktingnya kurang dapat menuai decak kagum. Hanya
Marsha Arwan, sebagai adik Nikko yang autis dapat bermain apik dan
sesuai kebutuhan disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar