Sabtu, 24 Maret 2012

PULAU HANTU



http://asiaramohammadridwan.files.wordpress.com/2010/03/ricky-harun-dalam-film-pulau-hantu-2.jpg

Masih menggunakan komposisi yang sama dengan film pendahulunya: campuran girls in bikini dengan funny dialog dan penampakan setan mangap.
Cerita yang ditawarkan dalam Pulau Hantu 2 hampir tidak berbeda jauh dengan Pulau Hantu jilid pertama. Sekumpulan pemuda – pemudi berlibur di sebuah pulau di tengah laut. Mereka adalah Aura (Wiwid Gunawan), Tya (Garneta), Marsha (Astrid Satwika ), Brian (Nicky Tirta) dan Joe (M.Riza). Keberadaan mereka di pulau berhantu tadi adalah untuk merayakan pernikahan teman mereka, Michael (Reza Rahadian) dan Kayla (Uli Auliani). Agar ada kaitan dengan seri pertama, dihadirkan Dante (Ricky Harun) dan Nero (Abdurrahman Arif).
Seperti seri pertama, para pemuda – pemudi tadi yang dilarang memasuki kawasan terlarang di belakang pulau, dengan acuhnya melanggar larangan tadi. Selanjutnya mudah ditebak, si setan mulai melancarkan aksinya tanpa adanya penjelasan yang cukup kenapa dia begitu kurang kerjaan menunjukkan dirinya. Tanpa etika, si setan mulai menebarkan terror di tengah balutan komedi konyol, yang konyolnya terasa lucu.
Cerita film ini memang amat sangat sederhana dan terkesan membodohi logika, seperti adegan lari di tengah hutan yang terlalu lancer, padahal kondisinya terjadi di waktu malam hari.  Pemunculan hantunya yang tidak terlalu mengejutkan seperti halnya di Pulau Hantu seri awal. Belum lagi adegan pembantaian di akhir cerita, dimana disisi yang lain para figuran sibuk berpesta pora seakan terpisah dari cerita.
Namun untungnya film ini lumayan memberikan beberapa penebusan dosa yang lumayan segar. Duet kocak Ricky Harun dan Abdurrrahman Arif mengalir dengan enak dan menghibur, meski kekonyolan mereka hadir terlalu berlebihan hingga akhirnya membuat sedikit muak. Secara visual, terlihat digarap dengan lebih serius oleh Jose Purnomo. Dari gambar – gambar yang dihasilkan, terlihat betapa terampilnya Jose dalam mengolah gambar. Penggunaan GPS oleh para tokohnya merupakan sebuah langkah cerdas dan kreatif.
Pulau Hantu 2 memang sibuk menghadirkan humor konyol dan “potensi yang menonjol” para pemain ceweknya. Akibatnya Jose seakan menafikkan unsure utama sebuah film horror yakni menakut – nakuti penonton. Dibandingkan seri pertama, efek kejut dari pemunculan sang hantu sangat jauh berkurang. Tanpa ekspektasi berlebihan, film ini mampu menghadirkan hiburan yang cukuplah.

HANTU JEMBATAN ANCOL


http://asiaramohammadridwan.files.wordpress.com/2010/04/ancol.jpg


Mengangkat cerita legenda rakyat ke layar lebar memang bukan barang baru lagi dalam industri perfilman dalam negeri. Nampaknya, kisah mistis dalam negara ini seolah tidak ada habisnya. Namun, MD Pictures coba menggarap sesuatu yang lain. Dalam benak kita, bicara mengenai jembatan ancol memang lekat dengan ikon si manisnya.
Berbeda dengan Si Manis Jembatan Ancol, film Hantu Jembatan Ancol ini berkisah mengenai seorang mahasiswa bernama Nikko (Ben Joshua), bertunangan dengan Donna (Nia Ramadhani). Keadaan baik–baik saja hingga suatu hari Nikko bertemu dengan seorang waiters bernama Livi (Nadilla Ernesta) di sebuah cafe.
Nikko memutuskan untuk selingkuh dengan Livi, sementara, gadis ini tidak mengetahui, bahwa Nikko telah bertunangan. Suatu hari, Livi hamil dan ia meminta pertanggungjawaban Nikko. Tidak sanggup menerima kenyataan ini, Livi dibunuh secara tidak sengaja oleh Niko lalu membuang mayatnya dari atas jembatan ancol. Kemudian cerita bergulir dengan plot yang tidak jauh berbeda dengan film horor lain, arwah Livi terus menghantui Nikko.
Memang tampak jelas, bahwa dari segi cerita film ini dapat ditegaskan, bukan remake dari Si Manis Jembatan Ancol. Namun, alur cerita film ini sendiri tidak dapat dibilang spesial, bahkan cukup datar. Dengan mengandalkan genre horornya, mungkin sang sutradara ingin menonjolkan performa dari si hantu itu sendiri, yang memang dapat dikatakan setiap kemunculannya dapat mendebar degub jantung. Jalinan cerita asmara segitiga juga mampu tampil dengan baik meski memunculkan konflik yang biasa.
Yang disayangkan adalah, kata–kata favorit si hantu, baik dari masih hidup sampai mati, “Sayang, cinta ini milik kita berdua”, terlalu sering dimunculkan sehingga membuat jenuh mendengarnya. Ditambah unsur humor yang coba ditampilkan oleh teman nikki, Jojo (Dennis Adiswara), kurang berhasil membangun sisi komedinya.
Untungnya, sound yang mencengangkan dapat menyelamatkan film ini sehingga, tidak terlalu bosan menontonnya. Sementara, untuk visualisasi gambar dapat dikatakan tidak mengecewakan. Dan, di sisi lain, karakter para pemain tidak ada yang istimewa, bahkan Ben Joshua yang dapat dibilang mendominasi film aktingnya kurang dapat menuai decak kagum. Hanya Marsha Arwan, sebagai adik Nikko yang autis dapat bermain apik dan sesuai kebutuhan disini.

KEMAMANG



Sosok hantu berambut api. Ia senang tinggal di tepi sungai sambil cari ikan. Ikan yang didapat, sebelum dimakan, dimasaknya terlebih dahulu di atas rambutnya. Hm, benar-benar hantu yang modern, karena tak berurusan dengan listrik atau gas.

LAWANG SEWU


lawang sewu

Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945) di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan yang berusia 181 tahun tersebut kosong dan bereputasi buruk sebagai bangunan angker dan seram. Sesekali digunakan sebagai tempat pameran, di antaranya Semarang Expo dan Tourism Expo.Pernah ada juga wacana yang ingin mengubahnya menjadi hotel. Pada tahun 2007, bangunan ini juga dipakai untuk film dengan judul yang sama dengan bangunannya.

SEGITIGA BERMUDA


Bermuda


Pada 5 Desember 1945, sebuah kejadian misterius terjadi. Skuadron yang terdiri atas lima pembom torpedo Angkatan Laut hilang tanpa jejak di sebuah wilayah yang mashyur kehororannya di dunia, Segitiga Bermuda.

Hilangnya 14 kru Penerbangan 19 (Flight 19) itu merupakan salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan.

65 tahun berlalu, peristiwa ini belum terlupakan. Minggu 5 Desember 2010 mendatang, seperti yang dilakukan dalam 26 tahun terakhir, para simpatisan akan berkumpul di Bandara Internasional Fort Lauderdale, Hollywood untuk memperingati kejadian ini.

"Kami ingin memastikan, sejarah ini tak terlupakan," kata Izzy Bonilla, Deputi Direktur Broward County Aviation Department, seperti dimuat situs Sun Sentinel.

"Kami ingin mengingat mereka yang tak pernah kembali dan terlebih jasa mereka untuk negara."

Jangankan badan para serdadu, serpihan mereka tak pernah ditemukan. Kisah lenyapnya Penerbangan 19 makin menguatkan mitos Segitiga Bermuda - sebuah garis imajiner yang menghubungkan Kepulauan Bermuda, Puerto Rico, dan Fort Lauderdale - di mana sekian kapal dan pesawat hilang secara misterius.

Sebelumnya, sejumlah sejarawan dan investigator kelautan menduga skuadron nahas itu mengalami disorientasi di tengah cuaca buruk dan kegelapan malam. Mereka diyakini kehabisan bahan-bahan dan mengalami kecelakaan di lautan timur Daytona Beach.

Dan sejarah mencatat kejadian di hari maut itu:

Pada jam 14.10 waktu setempat, di bawah komando Letnan Charles Taylor, lima pengebom torpedo TBM Avenger bermesin tunggal keluar dari pangkalan udara Fort Lauderdale. Mereka hanya melakukan misi rutin, termasuk berlatih menjatuhkan bom dan latihan navigasi.

Meski Perang Dunia II sudah berhenti tiga bulan sebelumnya, militer berketetapan untuk terus waspada dan berlatih.

Sekitar 90 menit setelah lepas landas, Letnan Taylor lewat radio melaporkan, tim tersesat dan kompas tidak berfungsi. "Kami tak tahu, ini di mana," kata dia.

Selama dua jam kemudian, Letnan Taylor mengarahkan pesawat - yang ia kira menuju Miami - namun nyatanya justru mengarah ke Samudera Atlantik.

Basis angkatan laut di Miami sempat mendapatkan sinyal samar-samar dari skuadron tersebut di sekitar 150 mil dari lepas pantai New Smyrna Beach. Panggilan terakhir yang dilakukan skuadron terjadi pada pukul 19.27. 
Tim penyelamat pun diberangkatkan. Pesawat amfibi berbadan besar dengan mesin ganda dikirim dari pangkalan Banana River di Central Florida. Namun, pesawat itu justru jatuh ke laut ganas. 13 orang penumpangnya tewas seketika.

Hari berikutnya, salah satu pencarian kecelakaan terbesar dalam sejarah dilakukan. Tim SAR menyisir area seluas 200.000 mil persegi. Letnan David White, salah dalam tim pencari menceritakan, pesawat dan kapal pencari mencari apapun yang mungkin tersisa - jaket pelampung atau serpihan pesawat.

Namun, "Tak ada tanda-tanda serpihan," kata White yang saat ini berusia 86 tahun. "Ini luar biasa."

Saat mencari keesokan paginya, diduga puing-puing mungkin sampai di lepas pantai Georgia. Pesawat TBM Avengers, menurut White, kemungkinan pecah pada saat berusaha mendarat di laut .

Sementara itu, Allan McElhiney, panitia peringatan tragedi Flight 19 mengatakan, para anggota skuadron tidak memiliki pilihan selain mengikuti Taylor ketika berada di atas Atlantik. Menuju kematian mereka.
"Bahkan jika mereka ingin berbalik ke arah lain, mereka harus mengikuti pemimpin," katanya.

Menurut McElhiney, selain anggota skuadron Penerbangan 19, peringatan juga ditujukan untuk 13 korban dalam pesawat penyelamat. Selain itu, peringatan untuk 96 serdadu lain yang tewas selama bertugas di pangkalan udara Angkatan Laut Fort Lauderdale saat perang berlangsung.


Berkas:Mountainbike.jpg






Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest MichauxPierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang. pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya,
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Jumat, 23 Maret 2012

Sekapur Sirih


Berawal dari sebuah keingin untuk bisa bertukar informasi pelajaran sekolah, artikel pelajaran, dan sesuatu yng bermanfaat, saya membuat blog ini. Isinya tentang berbagai hal dan kadang isi tulisannya tidak karuan. Jadi mohon maklum, dimaafkan dan diberi masukan apabila ada sesuatu yang salah, kurang lengkap, tidak jelas dan sebagainya.

Mohon maaf juga jika membalas commentnya agak telat atau keliru.